Jumat, 24 April 2009

ALLAH SWT BAIK SEKALI

Allah sangat baik padaku
Dia selalu ada untukku
Dia sediakan 24 jam untukku
kapanpun aku mau

Allah sangat baik padaku
Dia tidak memberikan nasehat langsung
Tapi melalui peristiwa demi peristiwa dalam hidupku
Dari situ Allah mengajariku
Dari situ pula Allah membentuk karakterku

Allah sangat mengerti aku
Dalam diamku
Pada air mataku
Dia mengerti apa yang aku rasakan

Allah membelai lembut diriku
Dengan kasih sayang dari sesama
Dengan cinta dari saudara

Allah sumber kekuatanku
Allah mengasihiku dengan caranya
Tak mengapa semua menjauh dariku
Namun jangan Engkau, ya Allah...
Kumohon...
Pandanglah pendosa ini
yang merangkak menujuMu
Dan berharap Engkau berlari kepadaku
Baca Selengkapnya...

Kamis, 23 April 2009

Coretan Pagi Hari

Meski sampai sekarang bila aku membaca kembali tulisan-tulisannya, selalu saja ada rasa yang tak bisa aku ungkapkan (huuu, sok nyastra!). Lha piye? Mo cari kata lain juga gak ada, adanya stock lama (tak bisa aku ungkapkan). Kalau diterjemahkan dengan kata yang tidak tepat “hatiku meloncat” dibuatnya (wew!). Meloncat dalam artian bersemangat, jadi pengen ikut-ikutan nulis. Menciptakan pemahaman dan perenungan yang gak mutu. Setidaknya buat diriku sendiri kan lumayan (mengasah otak gitu maksudnya), pikiranku juga jadi gak cuma itu-itu saja, tetapi berkembang karena memperhatikan hal-hal kecil yang (nggak penting) tapi ternyata luar biasa untuk direnungkan. (ngomong apa see? Gak mudeng aku!).
So… kesimpulannya, I enjoy my feeling to him. Wekz! Bahasa Indonesianya tuch, aku menikmati apa yang selama ini aku rasakan untuknya. Meski rasa ini “ngambang”, gak jelas. Yang menjadi pertanyaan (ujian kali pake pertanyaan) adalah, apakah aku masih bisa menikmati rasa itu dan merasa nyaman ketika aku benar-benar berhadapan dengannya? (emangnya kamu siapa?) GR!
Iya ya… aku GR ya.
Babahin! Selama mimpi itu hanya mimpi….


Baca Selengkapnya...

Rabu, 22 April 2009

Berubah

Kekuatan bulan sabit... datanglah... Sailor moon! Mau berubah yang seperti Sailor Moon ini atau berubah seperti Ksatria Baja Hitam? Kalau itu nanti, karena berubah yang akan kita bahas disini bukan berubahnya pahlawan-pahlawan kartun seperti mereka.
Ide menulis ini muncul ketika salah seorang preman dari Kabupaten Bantul (disebut yang lengkap biar keren) yang sudah beberapa bulan terakhir ini berteman denganku. So far so good, mengaku sudah insaf, sudah bosen dengan maksiat, tapi... jujur atau tidak wallahu'alam. Aku juga tidak rugi kalau dia bohong, yang kuambil dari dia adalah ilmu, pelajaran. Bukankah semua orang di dunia ini guru?
kembali ke "berubah", senang rasanya ketika melihat seseorang yang tadinya preman, buaya (sekarang teteeeeeeeeeeppp... buaya hehehehhe), menyusahkan keluarga, meresahkan warga (entah kita kenal secara langsung maupun tidak) berubah menjadi
lebih baik.

Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam QS. Adz Dzariyat ayat 50-51:
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.

Hal ini merupakan sikap taubat seorang hamba, yang menuntutnya untuk memperbaharui diri, kembali menata hidupnya, dan membina kembali hubungan Tuhannya secara lebih baik dan penuh konsekuensi. Sehingga tidak salah apabila aku katakan bahwa setiap orang harus berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Untuk berubah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita cermati (tidak mutlak harus mengikuti sich, karena ini sekedar panduan untuk memudahkan kita) karena semuanya memerlukan proses, maka berubahpun demikian.
1. Niatkan diri untuk berubah
Pernah dengarkan innamal 'amalu bin niat (mudah-mudahan nulisnya bener). Bukankah segala sesuatu itu diawali dengan niat, dengan kemauan. Biarpun banyak jalan menuju Roma, kalau tidak ada kemauan untuk ke Roma ya gak bakalan nyampe Roma. (karena niatnya mo ke Tanah Abang buat beli baju xixixixixi)

2. Cari alasan kuat kenapa kita harus berubah
Yaaa.... gitu dech, pokoknya harus ada alasan kenapa kita harus berubah (idiiiih... maksa) umumnya orang berubah karena ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik dari yang dia jalani sekarang. "masak, ya mau begini-begini terus to mbak..." begitu kata mas-mas yang aku ajak ngobrol waktu beli pulsa dulu.

3. jangan berubah karena orang lain
Ini yang selalu aku tekankan pada orang-orang yang mengenalku. Aku adalah orang yang jarang sekali menyuruh orang untuk berubah. kecuali dia meminta pendapat dariku. Bukan apa-apa, aku tak mau dia berubah karena aku (Idih... GR). Misalnya begini nich, si A adalah seorang pemabuk berat, suatu saat dia berjumpa dengan B. Dengan berjalannya waktu, si B meminta si A untuk merubah tingkah lakunya. Karena rasa cinta A kepada si B, si A pun menuruti kemauan si B. Lambat laun dia mulai berubah. Nah, disinilah letak kesalahan si A. Dia berubah karena keinginan si B. Pada saatnya nanti ketika si B sudah tidak dekat lagi dengannya, maka si A bisa saja kembali pada kebiasaannya yang dulu. (ya.. uhm... itu tergantung orangnya juga sich, tapi sepengetahuanku kebanyakan kasus seperti ini sering terjadi). hehehehe... mudah-mudahan yang baca bisa mengerti maksudku. Ngerti gak ngerti pokoknya kudu ngerti (tuch kaaaaaan... maksa lagi kan...).
Trus karena siapa donk? ya karena Allah Ta'ala lah... berubah karena Dia. untuk siapa? Untuk kebaikan diri kita sendiri. kedengarannya egois ketika aku sebutkan untuk diri kita sendiri. Memang demikian, untuk urusan berubah dari maksiat ke ma'rifat ya kita musti egois dikit. jangan mencintai bunga karena bunga akan layu, jangan mencintai... (lupa, tapi pernah dengar kata-kata bagus kaya' gitu). Nah.. artinya satu-satunya alasan kenapa kita musti berubah ya karena itu, Allah. karena bagaimanapun juga Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. kalaupun kita merasa demikian ya... itu karena kita yang menjauhiNya.

4. Berubah dari hal yang terkecil sedikit demi sedikit
merubah suatu kebiasaan yang sudah berlangsung lama memang tidak mudah. misalnya saja merokok, bangun pada jam-jam tertentu, dan sebagaiiiiiiinya. Solusi yang tepat adalah mengubah kebiasaan tersebut sedikit demi sedikit. Kalau sehari kita (eh bukan kita dink), seseorang menghabiskan rokok 2 bungkus yang jumlah keseluruhannya 24 batang. Bisa tuch, dikurangi satu batang. Satu minggu ini dikurangi satuuuuuuuuuuuuu batang aja. Minggu berikutnya ditambah lagi satuuuuuuuuuuuuuu batang. Demikian seterusnya.

5. Jangan berputus asa
Memang tidak mudah sich. Yang namanya teori tetap saja lebih gampang didengarkan daripada dipraktekkan. Tetapi kalau kebiasaan yang buruk saja bisa kita lakukan, pasti kebiasaan yang baik nantinya juga akan lebih mengakar pada diri kita. Betul kaaaaaaaaaan....... iya kaaaaaaaaaaaaaaan............ Ala bisa karena biasa (katanya sich gitu)

OK! selamat berubah! Semoga perubahan yang dilakukan hari ini adalah perubahan yang dapat membuat hidup kita menjadi jauh lebih baik. Amiiin....

Taken from: pikirannya orang yang suka maksa qeqeqeqe....
Baca Selengkapnya...

Selasa, 21 April 2009

Where Do You Go?


Ini tentang seseorang yang sangat baik (menurutku) bersahaja sekali. Seseorang yang sanggup menyimpan rasa dukanya, yang menutupi kegelisahannya dengan senyum tulus dan sabar.
Terakhir meminjamkan telinga, hati dan bahunya padaku kurang lebih 1 tahun yang lalu meskipun lewat saluran telepon. Kalau aku sedih dan putus asa, salah satunya yang aku ingat adalah orang ini. Dia termasuk orang-orang yang menaruh harapan besar padaku. Bukan harapan supaya aku sukses, kaya lantas membantunya. Tetapi harapan melihat aku bahagia.
Kalau dia seorang suami, aku yakin dia bakal jadi suami yang SIAGA (wah sampai segitunya). Karena dulu dia selalu SIAGA saat aku membutuhkannya. Dia juga tidak melarangku untuk menangis. Malah aku dimintanya untuk menangis sampai aku merasa lega. Setelah itu biasanya dia akan menyuruhku berkaca. melihat wajah jelek berhias mata sembab dan kusut.
Dia yang menangis haru ketika menerima tanda sayang dariku sebagai saudara. Dia yang aku kagumi karena "lugu" nya. Dia dan kebersahajaannya. ASNAWI.
kalau ada yang tahu, hubungi Nin ya...


Baca Selengkapnya...

Senin, 20 April 2009

Gerimis di Pagi Hari

Gerimis bukan menangis. Hanya mencoba menyentuh hijaunya rumput. Mengakrabkan diri dengan embun, salah satu cikal bakalnya air hujan. Menikmati rasa tergelincir dari kuncup - kuncup mawar. Dan membulat di ujung - ujung bunga desember. Gerimis bukan kesedihan. Melainkan kedamaian. Dia tak menghentikan kicauan burung atau kokok ayam. Gerimis adalah senyum dan tawa dari bocah - bocah desa yang berebut payung dengan saudaranya. Dari bapak - bapaknya yang duduk santai, memandang keluar sambil minum kopi. Gerimis berarti bagi bayi yang di peluk hangat oleh ibu. Gerimis adalah nyanyian alam. Satu dalam seribu nyanyian alam. Hanya mencoba membantu matahari untuk beristirahat sejenak.

Postingan ini adalah postingan lama dari blog-blog Nin terdahulu (emang punya berapa blog?). Gak tau, seneng aja dengan postingan yang satu ini, meski saat aku mempostingnya untuk kesekian kali pagi ini bukanlah pagi yang gerimis.


Baca Selengkapnya...

Minggu, 19 April 2009

Apa?

Jarang aku merasa menang. Seringnya aku merasa kalah. Kalah dengan keadaan, sampai akhirnya aku hanya menerima apa yang aku terima sekarang. Aku jalani (rasanya) tanpa ada usaha apapun untuk keluar dari keadaan seperti ini. Barangkali memang benar.
Rasanya terlalu istimewa bila sesuatu yang aku alami ini dinamakan ujian. Sementara imanku masih lemah, ilmuku masih terbatas dan amalku masih sedikit. Tak pantas aku menerima ujian-Mu Ya Rabb...
Sesungguhnya inilah caraMu untuk mendidikku, melatihku menjadi pribadi yang teguh hati dan mandiri. Wallahualam...


Baca Selengkapnya...

Labels



English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
gOOgle Translate

litle_naoko

    © p e m i m p i. bLog by nin manis Pemimpi 2009

Back to TOP