Senin, 22 Juni 2009

cerita pagi


Episode pagi ini, waktu aku membuka mata serta merta sebuah rasa hinggap disana. K A N G E N. Pada kota kecil, kampung halaman bukan tempat dimana aku dilahirkan, tapi tempat dimana aku dibesarkan. Tumbuh dalam penataran keluarga besar yang mengedepankan kemandirian, kesabaran dan kebersamaan. Rasa itu menyergap mengaliri persendian, mengalir kemudian pada mata.
Kangen pada senda yang selalu membuncahkan rasa bahagia, canda yang hadir pada sisi kekanak-kanakan kami, meski kami tak pantas lagi disebut kanak-kanak. Kangen pada hal konyol yang acap kali kami lakukan meski kami tak mau dibilang tolol.
Pada barisan pagar hidup pohon dadah dan joko nantang aku menyelusup diantaranya. Pada kerukan tanah lembut aku menyembunyikan satu-dua batang duri pohon salak. Bukan! bukan untuk menjebak tapi untuk menebak pada tanah yang mana duri itu tersembunyi.
Panggilan sore yang khas dari seorang tua dengan sweater cokelat dan bagu khasnya. Sapu lidi, sekaleng susu beras di kedua tangannya. Nafas yang setengah-setengah memanggilku. Yach... tugasku di sore hari mengumpulkan pasukan kecil yang berciap bimbang di selokan. Sementara sang induk hanya beraksi seperti seterikaan, bolak balik kebingungan. Hahaha... Pernah aku kesal dan bosan dengan tugas ini, sampai kutangkap keras si kecil yang berciap-ciap ketakutan dengan sapu lidiku. Huuup!! Pyaaak! dapat, aku dapat. Tapi aku membunuhnya. Dari sekian pelajaran, Jangan bertindak dengan emosi dan ambisi.
Suatu sore telah berganti, teras, duduk bersama di kursi, menikmati matahari, berbincang tentang apa yang terjadi hari ini "Acara minum teh" kami menggantikan acara mengumpulkan mahluk kecil berbulu yang berciap-ciap mencari induknya. Tapi ada sore-sore tertentu, yang aku lebih senang menikmatinya sendiri, dengan menatap senja dan secangkir teh hangat.


Baca Selengkapnya...

Labels



English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
gOOgle Translate

litle_naoko

    © p e m i m p i. bLog by nin manis Pemimpi 2009

Back to TOP