Selasa, 03 Juni 2008

Ketika Kita Menjadi Bagian yang Tersisihkan

Setiap orang memiliki irama hidup yang berbeda - beda

Aku merapatkan baju hangat merah marun pemberian calon suamiku. Dengan hati - hati kusibak beberapa tanaman liar yang menyembulkan bunga kuning berkelopak empat yang tumbuh di sisi kanan kiri jalan setapak menuju kali. Mempercepat langkah di area pematang sawah ternyata bukan hal yang mudah. Namun bila itu tak kulakukan, kerumunan pedagang dan pembeli di Pasar Kliwon sana akan segera berakhir.
Perjalanan pagi kemarin menjadi renungan buatku. Betapa kini aku telah mendapati hidup serta menemui manusia - manusia baru. Bukan berarti aku telah melupakan yang lalu. Atau mungkinkah aku yang dilupakan?
Dulu burung - burung berkenan hinggap, berayun di lengkungan daun jagung. Rumah laba - laba menghiasan ruangan di sana - sini. Bukan karena diminta pergi, mungkin karena bosan pada tempat yang sering disinggahi.
Tak mengapa, lengkungan daun jagung akan selalu merindukan lompatan lincah burung - burung kecil diatasnya, sudut - sudut ruangan akan selalu membuka tangannya untuk rumah laba - laba yang membuat kumuh. Bagian - bagian kecil yang tersisihkan itu pada akhirnya hanya terpaku pada rasa pasrah dan rindu.
Dan embun rumput kolonjono menggelitik kakiku memberi semangat baru

-Percayalah! Kebahagiaan adalah seperti mawar yang ditanam. Tidak langsung berbunga begitu ditanam, pasti dia akan tumbuh -




Tidak ada komentar:

Labels



English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
gOOgle Translate

litle_naoko

    © p e m i m p i. bLog by nin manis Pemimpi 2009

Back to TOP